Teladan kerukunan dari umat gereja HKBP Kernolong, Jakrta
| 2.475 Views
Pewarta: Tria Dianti
Selalu damai tidak pernah konflik
Jakarta (ANTARA News) - Layaknya letak gereja Huria Kristen
Batak Protestan (HKBP) Kernolong yang bersebelahan dengan masjid,
kerukunan beragama juga tampak di lingkungan sekitar Jalan Kramat 4,
Jakarta Pusat.
Salah satu jamaat gereja tersebut,
Anna Panjaitan mengaku sejak dulu di sekitar jalan Kramat tidak pernah
terjadi konflik antarumat beragama.
"Selalu
damai tidak pernah konflik," ujar dia saat ditemui usai melakukan misa
Natal yang dipimpin oleh Pendeta SPD Simanungkalit di Jakarta, Senin
malam.
Wilayah yang dihuni oleh berbagai etnis ini juga tampak saling menghormati.
Beberapa orang membantu memarkirkan mobil yang berdatangan.
Posisi
gereja yang terletak di pinggir kali Ciliwung membuat beberapa orang
terpaksa memarkirkan kendaraan di pinggir kali ataupun ruas jalan
lainnya.
Bahkan ketika banjir besar datang beberapa tahun lalu, banyak warga yang mengungsi ke dalam gereja untuk berlindung.
"Beberapa diantaranya membawa tikar, saling membantu dan memasak bersama," ujar dia.
Para pendeta juga bergabung bersama para alim ulama untuk membantu korban banjir.
"Mereka duduk bersama, pendeta, penatua, anggota gereja dan ulama."
Salah satu gereja tertua di Jakarta ini memang tampak masih kental dengan suasana sejarah masa lalu.
Gedungnya
terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk kantor sekertarian dan
ruang serbaguna sementara lantai kedua digunakan untuk aktivitas
ibadah.
Altar gereja Kernolong berhias
rangkaian bunga, terdapat salib besar menempel pada dinding tengah, dan
kacanya bercorak warna warni yang terlihat seperti motif ulos dari
Batak.
Kasih untuk sesama
Misa
malam natal yang dipimpin oleh Pendeta SPD Simanungkalit malam itu,
mengajarkan umat untuk saling mengasihi antar sesama baik saudara,
tetangga dan musuh sekalipun.
"Bukan hanya mengasihi sanak saudara. Musuh sekalipun harus kita kasihi."
Dengan begitu, diharapkan akan tercipta kedamaian dan kebersamaan antar sesama.
Lebih
dari 500 orang hadir dalam misa natal di gereja Gereja HKBP Kernolong.
Gereja ini menggelar misa malam natal pada pukul 18.00 WIB. Sementara
misa natal digelar keesokan harinya tanggal 25 Desember pada pukul 07.00
WIB, 10.00 WIB dan 18.00 WIB.
NATAL 2015: Pendeta Di Gereja HKBP Kernolog Jakpus Ajak Umat Bersuka Cita
Bisnis.com, JAKARTA – Umat
kristiani diajak menjadikan Natal 2015 sebagai momentum untuk mengubur
segala duka cita dalam kehidupan sehari-hari, berganti menjadi suka
cita.
Itulah pesan yang disampaikan Pendeta R.J. Hutagaol dalam
khotbah Kebaktian Malam Natal di Gereja Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) Kernolong, Jalan Kramat IV, Senen, Jakarta Pusat, Kamis
(24/12/2015) malam.
Pendeta Hutagaol mengatakan kelahiran Yesus
Kristus menjadi penanda bahwa Tuhan ingin hambanya terbebas dari
belenggu dosa. Oleh sebab itu, peristiwa 2.000 tahun silam itu
seharusnya menjadi kabar gembira dan disambut dengan suka cita.
“Jangan
sampai duka cita mengganggu kita lagi. Kita harus lupakan segala
kedukaan dalam hidup sehari-hari dan sepulang dari ibadah ini harus
penuh dengan suka cita,” ujarnya.
Pada Natal 2015, HKBP Kernolong
mengambil tema “Kabar Keselamatan Itu Sudah Disampaikan kepada Kita”
yang diambil dari penggalan surat Kisah Para Rasul 13:26 di Kitab Suci
Perjanjian Baru.
Kabaktian Malam Natal di Gereja HKBP Kernolong
dihadiri sekitar 800 jemaat. Para jemaat sudah menyesaki gereja dua
lantai tersebut sebelum kebaktian dimulai pada pukul 18.00 WIB.
Ibadah
yang berlangsung dengan menggunakan bahasa Batak Toba itu berlangsung
khidmat dan lancar. Para jemaat menyenandungkan lagu puji-pujian dengan
semarak, termasuk ketika sesi penyalaan lilin yang diiringi lagu Sonang
Ni Borngin Na I (Malam Kudus).
Berdasarkan pantauan Bisnis.com,
aparat kepolisian dari Polsek Senen maupun Satpol PP turut berjaga-jaga
di luar gereja. Brigadir Supriyanto, salah seorang aparat kepolisian,
mengatakan ada lima personil polisi yang menjaga gereja.
“Sampai sejauh ini aman. Alhamdulillah. Kami juga masih di sini untuk ibadah Natal besok,” katanya selesai kebaktian.
Pada
Natal 25 Desember 2015, HKBP Kernolong akan menggelar kebaktian
sebanyak tiga sesi yakni pada pukul 07.00 WIB, 10.00 WIB, dan 18.00 WIB.
Berdasarkan
penelusuran informasi, HKBP Kernolong merupakan gereja HKBP pertama di
Jakarta yang berdiri pada 20 September 1919. HKBP disebut-sebut sebagai
denominasi Kristen Protestan terbesar di Asia dengan sekitar 3 juta
jemaat.
Di Indonesia, gereja suku tersebut menjadi ormas keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Setelah membaca surat yang datang dari Tanah Batak tentang pekabaran Injil yang baru dirintis di Tanah Batak maka Dr. Friederich Fabri pimpinan dari Rheinische Zending Belanda
memutuskan untuk memindahkan Pendeta yang ditolak karena perlakuan yang
tidak simpatik dari suku Banjarmasin terhadap pendeta, maka memutasikan
para pendeta ke Tanah Batak.
7 Oktober - Merupakan hari lahirnya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), ditandai dengan berundingnya empat orang Missionaris, Pdt. Carl Wilhelm Heine, Pdt. Johann Karl Klammer, Pdt.Friedrich Wilhelm Betz
dan Pdt. Gerrit Van Asselt (mereka berasal dari zending Emerllo Belanda
dan Zending Rheinische Mission Jerman). Keempat tenaga zending ini
mengadakan rapat di Sipirok untuk membicarakan pembagian wilayah
pelayanan di Tapanuli.[10]
29 Mei - Pdt. DR. I. L. Nommensen mengadakan kebaktian minggu
pertama dan meresmikannya Godung Hutadame untuk pertama sekali di Tanah
Batak dan kemudian diputuskan menjadi hari lahir gereja jemaat Dame Saitnihuta
tersebut dan juga Gereja Jemaat Pearaja. Pada saat perayaan Jubileum
dua jemaat Dame Saitnihuta dan Pearaja ini menjadikan satu Panitia (tuan
rumah).[11].
27 Agustus - Pembaptisan Pertama kepada 13 orang di Silindung
1867
Berdiri jemaat HKBP Pansurnapitu
1868
Berdiri Sekolah Guru di Parau Sorat, Sipirok, Tapanuli Selatan.
Murid pertama berjumlah 5 orang, yaitu: Thomas, Paulus, Markus, Johannes
dan Epraim. Guru mereka adalah Dr. A.Schreiber dan Leipold
1870
Permulaan berdirinya Jemaat di Sibolga dan Sipoholon
1872
Berdiri Sekolah Normal Pemerintah di Tapanuli Selatan dan Jemaat di Bahal Batu
1877
Berdiri Seminarium di Pansurnapitu, jumlah murid pertama 12 orang
1878
Pdt. I. L. Nommensen menerjemahkan Injil ke Bahasa Batak dalam
aksara Batak dan aksara Latin; 306 Desa di Lembah Silindung masuk dalam
pemerintahan Kolonial Belanda
1879
Pdt. A. Schreiber menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Batak Angkola.
1881
Diresmikan HKBP di Balige; Penyusunan Aturan Dasar dan Aturan Rumah
Tangga HKBP, dan Pdt. I.L. Nommensen diangkat menjadi Ephorus HKBP
1883
Sekolah Pendeta Pertama dibuka dan 4 orang putera Batak pertama
untuk Sekolah Pendeta, yaitu: Johannes Siregar, Markus Siregar, Petrus
Nasution dan Johannes Sitompul. Tetapi, Johannes Sitompul wafat sebelum
menyelesaikan studinya.
1885
19 Juli - Pemberkatan Pendeta Batak yang pertama di HKBP Pearaja, yakni: Johannes Siregar, Markus Siregar, Petrus Nasution.
1889
13 Juli - Diutus RMG Nona Hester Needham (23 Januari 1885 – 12 Mei
1897) melayani kaum ibu dan wanita. Ini menjadi awal pelayanan kepada
kaum wanita dan anak-anak di Tanah Batak. Pelayanan Nona Hester Needham
dibantu oleh Nona Thora di Silindung dan Nona Nieman di Toba.
1890
1 Januari - Terbit Surat Parsaoran Immanuel (Jurnal Gereja)
8 Januari - Dimulai Nona Hester Needham melayani anak-anak, kaum
perempuan di Pansurnapitu, serta turut membimbing murid-murid Sekolah
Pendeta di Seminari Pansurnapitu.
1893
Sekolah Zending mendapat subsidi dari Pemerintah
1894
Perjanjian Lama di terjemahkan ke dalam Bahasa Batak oleh Pdt. P.H. Johannsen
1895
16 Juli - Nona Hester Needham ditemani seorang gadis Mandailing, Domi, mengadakan perjalanan ke Muarasipongi Kotanopan.
1896
3 Mei–26 Juli - Nona Hester Needham melayani di Malintang,
menginjili di tengah-tengah penganut agama lain di Mandailing Nametmet.
Juli, Nona Hester Needham melayani di Maga hingga akhir hayatnya, serta
di makamkan di tanah yang telah dibelinya sebelumnya.
1898
Terbit untuk pertama kalinya Kalender Gereja
1899
Dimulai “Pardonaion Mission Batak” yang didirikan orang Kristen
Batak serta dipimpin Pdt. Henock Lumbantobing menginjili di daerah yang
belum disentuh Injil, yakni: Pulo Samosir, Simalungun dan Dairi.
1900
Berdiri Sekolah Anak Raja dengan pengantar Bahasa Belanda di
narumonda Toba. Guru Pohing dan Pdt. Otto Marcks. Sekaligus berdiri di
tempat yang sama Sekolah Tukang.
2 Juni - Berdirinya Rumah Sakit di Pearaja, yang pada tahun 1928 pindah ke Tarutung (RSU Tarutung Sekarang)
5 September - Berdiri Perkampungan penderita Kusta di Huta Salem Laguboti.
1901
Seminari Pansurnapitu pindah ke Sipoholon
1902
Disalin Pdt. Schutz Alkitab Perjanjian Baru ke bahasa Batak Angkola yang bertulis latin
1903
Pemberitaan Injil ke Tanah Simalungun dimulai; Sekolah anak Raja di Narumonda menjadi Seminarium;
7 Oktober - Pesta Peringatan Kekristenan yang pertama di Tanah Batak.
1907
Berdiri Jemaat di Pematangsiantar
1908
27 April - Hari lahirnya Jemaat di Sidikalang.
1911
Berdiri Distrik di HKBP, yakni: Tapanuli Selatan (dh. Angkola),
Silindung, Humbang, Toba (termasuk Samosir), Sumatera Timur (Simalungun –
Ooskust).
1912
Pendeta HKBP Pertama di tempatkan di Medan
1917
“Hatopan Christen Batak” berdiri di Tapanuli sebagai organinasi masyarakat.
1918
23 Mei - Pdt. I.L. Nommensen meninggal dunia di Sigumpar
1918
Pdt. V. Kessel menjadi Pejabat Ephorus hingga tahun 1920
1919
Holland Inland School (HIS) Zending berdiri di Narumonda
1920
Pdt. J. Warneck dipilih menjadi Ephorus HKBP.
1922
Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Jakarta; Guru Jemaat HKBP pertama di tempatkan di Padang;
20 Juni - Sinode Agung (Sinode Godang) I di HKBP
1923
3 Desember - Dimulai pelayanan diakonia di Hepata
1927
Berdiri MULO Kristen di Tarutung; Pelayanan kepada kaum Muda yang
dipimpin Dr. E. Verwiebe. Pada Juni 1952 dalam rapat Pemuda di Sipoholon
ditetapkan menjadi NHKBP, dan menjadi awal minggu kebangkitan NHKBP
(Parheheon)
1930
Berlaku Aturan Gereja (AD dan ART) yang baru.
1931
11 Juni - HKBP diakui pemerintah dengan Badan Hukum (Rechtperson) No. 48, yang tertulis di Staatsblad Tahun 1932 No. 360
1932
Pdt. P. Landgrebe dipilih menjadi Ephorus.
1934
Berdiri Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta, utusan HKBP yang pertama
adalah: T.S. Sihombing, K. Sitompul, O. Sihotang, dan P.T. Sarumpaet;
Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Kutacane, Tanah Alas; Berdiri
Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) di Narumonda yang dipimpin Zuster
Elfrieda Harder. Tahun 1938 Sekolah ini pindah ke Laguboti.
1935
Pentahbisan Bibelvrouw yang pertama
1936
Pdt. E. Verweibe dipilih menjadi Ephorus.
1940
10 Mei - semua Pendeta Jerman yang melayani di HKBP dipenjarakan Pemerintah Belanda
Mei-Juli - Pdt. H.F. de Kleine menjadi Pejabat Ephorus.
10–11 Juli - Sinode Godang, Pdt. K. Sirait dipilih menjadi Voorzitter (Ephorus) yang pertama dari Pendeta Batak.
1942
Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi Ephorus; Distrik Jawa Kalimantan berdiri;
25 November - berdiri Distrik Samosir
1946
Sekolah Guru Huria (SGH) dibuka kembali di Seminarium Sipoholon;
2 Februari - Berdiri Distrik Dairi.
1947
Berdiri kembali Sekolah Pendeta di Seminarium Sipoholon
1950
Pdt. Justin Sihombing dipilih kembali menjadi Ephorus HKBP dan Ds.
K. Sitompul menjadi Sekretaris Jenderal melalui Sinode Godang.
4 November - Berdiri Sekolah Teologia Menengah di Sipoholon
1951
Universitas Bonn menganugerahkan gelar “Doktor Honoris Causa” kepada
Pdt. J. Sihombing; Ditetapkan Sinode Godang Konfesi HKBP; Berdiri
Percetakan HKBP di Pematangsiantar
29 November - Beridiri Distrik Sibolga dan Medan Aceh.
1952
Berdiri SMA dan SGA di Tarutung; HKBP menjadi Anggota LWF (Lutheran World Federation)
1954
Pdt. B. Marpaung diutus Zending Batak menginjili di Pulau Mentawai
7 Oktober - Peresmian Universitas Nommensen di Pematangsiantar,
sekaligus perpindahan Pendidiakan Teologia dari Seminarium Sipoholon ke
Pematangsiantar.
November - Berdiri Distrik Toba Hasundutan.
15 Desember - Penyerahan Rumash Sakit HKBP dari Pemerintah ke HKBP.
1955
13 Februari - Berdiri Panti Asuhan Elim di Pematangsiantar
25 Agustus - Berdiri Sekolah Puteri di Sipoholon
1957
17 Maret - Kirchentag (Kebatian Raya) di Pematangsiantar
1959
Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi kembali Ephorus HKBP dan Ds. T.S. Sihombing menjadi Sekretaris Jenderal.
1961
Berdiri Sekolah Tekhnik di Pematangiantar
7 Oktober - Jubileum 100 tahun HKBP di Tarutung
1962
Ds. T.S. Sihombing dipilih menjadi Ephorus dan Ds. G.H.M. Siahaan
menjadi Sekretaris Jenderal; Ditetapkan Aturan Peraturan (Ad & ART)
yang baru.
3–7 Oktober: Sinode Godang Istimewa di Seminarium Sipoholon
1963
Konferensi Kerja HKBP yang pertama; Awal dari Penginjilan di Sakai Kandis Riau; Kursus kaum Ibu yang pertama di Sipoholon.
1 September - HKBP Melepaskan HKBP Simalungun menjadi Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).
1965
7 Februari - Peresmian Asrama Diakones HKBP “Kapernaum” di Rumah Sakit HKBP Balige.
9 April - Asrama Bibelvrouw di Sinaksak Pematangsiantar dimulai pemakaiannya, dan diresmikan tanggal 9 Juli 1967.
1966
6 Februari - Peresmian Youth Center “Jetun Silangit”
1967
2 April - Peresmian Asrama Pniel di Rumah Sakit HKBP Balige
1968
19 Februari - Peresmian Gedung-gedung di FKIP Universitas HKBP Nommensen di Pematangsiantar.
1971
17 Mei - Pendidikan Diakones dibuka di Balige.
17 Mei - Pembaptisan pertama kepada orang Rupat (daerah Penginjilan)
sebanyak 136 orang yang dilayankan oleh Pdt. A.B. Siahaan, dkk.
11 Desember - Peresmian Asrama Bethel dan Betania di Rumah Sakit HKBP Balige.
1972
Ditetapkan Aturan Peraturan (ADT & ART) yang baru
28 MeivPeresmian Perkampungan Pendeta Pensiun dan Kantor Departemen Diakonia Sosial di Pematangsiantar.
30 Desember - Berdiri Distrik Tanah Alas
1974
Universitas Wittenberg menganugerahkan gelar “Doktor Hanoris Causa”
keda Pdt. T.S. Sihombing; Pdt. G.H.M. Siahaan dipilih menjadi Ephorus
HKBP dan Pdt. F.H. Sianipar menjadi Sekretaris Jenderal.
31 Juli - Berdiri Distrik Asahan Labuhan Batu
2–3 November - Jubileum 75 tahun Zending HKBP.
1976
27 Januari - Peresmian Pendidikan Diakones HKBP di Balige
2 Agustus - HKBP memandirikan HKBP Angkola.
1978
Fakultas Theologia Universitas HKBP diputuskan menjadi Sekolah
Tinggi Teologia (STT) HKBP; Pdt. P.M. Sihombing, MTh terpilih menjadi
Sekretaris Jenderal HKBP
23–27 Januari - Sinode Godang Istimewa di Simanare Sipoholon
1978 HKBP mengupayakan pelayanan terhadap Masyarakat Tamil di Medan,
bekerja sama dengan the Evangelical Lutheran Church of Malaya and
Singapore (ELCMS)di bawah arahan Bishop M. Muthusamy bersama dengan
sepasang Swedish Missionary, Bishop Enval dan Istri berkunjung ke Medan
untuk memulai pelayanan injil di kalangan masyarakat tamil di kota
medan, pertemuan perdana diadakan di kediaman Ramasamy
Wenggadasalam(Alm) Jalan Asia No 37, Medan.
Babtisan Warga Tamil di HKBP Jenderal Sudirman: 4 orang anak-anak
keluarga Ramasamy + Kanta Pandiammal Wenggadasalam(Alm): Karikalan
Henock, Parimala Gandhi Monica, Alegeri Pannirselwam Samuel, Alegesan
Moses, serta Bpk. R.Siwanandam Joshua (alm) di sidi dan di babtis oleh
preases L.J.Napitupulu di HKBP Jenderal Sudirman, setelah di bina dalam
iman Kristen oleh (Alm) Bpk. Arnold Simanjuntak.
1979 ELCMS dan HKBP mengutus Gideon Wiria(Alm) seorang tamil dari
Medan, di utus ke Kuala Lumpur Malasia untuk pendidikan guru injil
dikalangan masyarakat tamil Medan.
1980 Mariappan Nathanael, di utus ke Universitas HKBP Nomensen
Siantar, untuk dipersiapkan sebagai pendeta, dia keluar dari pendidikan 2
tahun sebelumm menyelesaikan pendidikan akademisnya.
1979
24 Juni - Peresmian Distrik Simarkata Pakpak
1980
11 Juni - Kursus Ketrampilan Pria berdiri di Parparean Porsea
11 Agustus - Kursus Ketrampilan Wanita berdiri di Doloksanggul
1983
24 Februari - Persemian Distrik Tebing Tinggi Deli
28 Agustus - Penahbisan Diakones Pertama di HKBP Balige
1985
Februari - Peresmian Distrik Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)
1986
27 Januari - Peresmian Auditorium HKBP di Seminarium Sipoholon
27 Juli - Penahbisan Pertama Pendeta Wanita di HKBP, Pdt. Norce P Lumbantoruan
14 Agustus - Peresmian Kantor Induk HKBP di Pearaja Tarutung
1987
Pdt. S.A.E. Nababan dipilih menjadi Ephorus HKBP dan Pdt. O.P.T. Simorangkir menjadi Sekretaris Jenderal.
27–31 Juni - Sinode Godang ke-48
1988
23 Mei: Berdiri Distrik Humbang Habinsaran
10–15 November - Sinode Godang ke-49 menetapkan Garis-garis Besar Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan (GBKPP) HKBP
1990
20–9 Juli - Perkemahan Kerja Pemuda HKBP di Sipirok
10–15 Juli - Konferensi Pemuda di Sipirok
18–21 Juni - Konsultasi Teologia di Parapat
1991
9–12 April - Sinode Godang ke-50
1992
23–28 November - Sinode Godang ke-51. Ada 3 agenda di Sinode Godang
ini, yaitu; Penyelesaian Kemelut HKBP, Periode Fungsionaris dan
menetapkan Aturan Peraturan (AD dan ART) HKBP untuk tahun 1992 s/d 2002.
Sinode berhasil memutuskan: Tim Penyelesaian Kemelut dan Aturan HKBP
1992 – 2002 (AD) tanpa Peraturan (ART). Pemilihan Fungsionaris HKBP
tidak terlaksana, terjadi keributan dan perpecahan di tubuh HKBP hingga
tahun 1998.
1993
11–13 Februari - Sinode Godang Istimewa di Medan melalui undangan
Pejabat Ephorus. Di Sinode ini terpilih Pdt. P.W.T. Simanjuntak sebagai
Ephorus dan Pdt. S.M. Siahaan sebagai Sekretaris Jenderal.
1994
29 September–1 Oktober - Sinode Godang ke-52 menetapkan Aturan Peraturan (AD & ART) tahun 1994 – 2004.
23 Oktober - Peresmian HKBP Distrik Indonesia Bagaian Timur (IBT)
1995
16–17 Juni - Sinode Godang Penyatuan HKBP Simarkata Pakpak Otonom dan GKPPD
6 Agustus - HKBP memandirikan Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD)
24 September - Peresmian HKBP Distrik Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jabartendy)
1996
17–22 November - Sinode Godang ke-53 membicarakan Konfesi HKBP
1998
Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai Pejabat Ephorus dengan tugas menyelenggarakan rekonsiliasi selambat-lambatnya enam bulan.
26 Oktober–1 November - Sinode Godang ke-54 di Pematang Siantar / Balige.
17 November - Pernyataan bersama yang ditanda tangani Ephorus Pdt.
S.A.E. Nababan dan Pejabat Ephorus Pdt. J.R. Hutauruk di Gereja HKBP
Sudirman Medan, menentukan rekonsiliasi melalui Sinode Godang
Rekonsiliasi tanggal 18–20 Desember.
18–20 Desember - Sinode Godang HKBP di Kompleks FKIP Universitas
HKBP Nommensen Pematangsiantar. Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai
Ephorus dan Pdt. W.T.P. Simarmata terpilih sebagai Sekretaris Jenderal
2000
26 Juli - Konferensi Nasional HKBP di Convention Center Jakarta
21–24 November - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon nemetapkan ”Kebijakan Dasar Pendidikan HKBP” (KDP-HKBP)
2002
30 September–1 Oktober - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon
menetapkan Aturan Peraturan (AD&ART) yang baru, berlaku 1 Januari
2004, dan Distrik : Jakarta 2, Kepulauan Riau, Jakarta 3, Riau, Langkat,
Wilayah Tanah Jawa, Jambi.;
2011
7 Oktober - Jubileum 150 Tahun HKBP
2012
10-16 September, Sinode Godang ke 61 di Siminarium Sipoholon.
Terpilih Pdt. Willem T.P.Simarmata, MA (Ephorus), Pdt. Mori AP.
Sihombing, MTh (Sekretaris Jenderal), Pdt. Welman P. Tampubolon, STh
(Kepala Departemen Koinonia), Pdt. Marolop P. Sinaga (Kepala Departemen
Marturia), Pdt. Drs. Bilheman D.F.Sidabutar, STh. MM (Kepala Departemen
Diakonia) dan 28 orang Praeses.
2013
Ditetapkan sebagai Tahun Anak - Anak HKBP
2014
Ditetapkan sebagai Tahun Remaja dan Pemuda HKBP
20-23 Maret, Kemah Pemuda Kebangsaan di FKIP Univ. HKBP Nommensen
28 September, HKBP menerima Piagam MURI "Peserta Pemain Taganing
Terbanyak" di Pesta Bolon Tahun Remaja - Pemuda HKBP di Stadion Senayan,
Jakarta
14-18 Oktober, Sinode Godang HKBP Ke 62 di Seminarium Sipoholon, mengamandemen Aturan & Peraturan HKBP 2002.
2015
Ditetapkan sebagai Tahun Perempuan HKBP
25 Januari, Peresmian Gedung Sopo Marpikir HKBP oleh Ephorus HKBP
9-12 April, Konferensi Parompuan HKBP VI di Seminarium Sipoholon
2016
Ditetapkan sebagai Tahun Keluarga HKBP
12-18 September, Sinode Godang HKBP ke 63 di Seminarium Sipoholon
Terpilih Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing (Ephorus), Pdt. David Farel
Sibuea, MTh.D.Min. (Sekretaris Jenderal), Pdt. Dr. Martonggo Sitinjak
(Kepala Departemen Koinonia), Pdt. Dr. Anna Vera Pangaribuan (Kepala
Departemen Marturia), Pdt. Debora Purada Sinaga, MTh ( Kepala Departemen
Diakonia) dan 30 orang Praeses.
Penyebaran Injil Awal di Tanah Batak
Beberapa
sumber mencatat bahwa pengabaran Injil di tanah Batak dimulai semenjak
Pendeta Ward dan Pendeta Barton dari Gereja Baptis Inggris meyebarkan
injil. Usaha pengabaran Injil di tanah Batak dimulai kembali pada tahun 1834 dengan diutusnya Pdt Samuel Munson dan Pdt Henry Lyman dari badan Zending di Boston. Usaha ini mengalami kegagalan di saat kedua missionaris tersebut mati martir di Lobu Pining (Tapanuli Utara). Usaha menginjili tanah Batak sempat terhenti sampai berita mengenai tanah Batak terdengar lagi di Eropa dari hasil ekspedisi seorang Ilmuwan yang bernama Junghun pada tahun 1840. Akibatnya pada tahun 1849 Lembaga AlkitabBelanda mengirim Van der Tuuk untuk mempelajari Bahasa Batak
dan hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa
Batak menggunakanaksara Batak. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk,
Badan Zending Rheinshe (RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam
menyebarkan Injil ke daerah Batak degan mengutus Pendeta D.R. Fabri ke
sana, sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan terhalangnya
usaha RMG di Kalimantan.
Kelahiran HKBP
Penetapan
hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan
teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik
sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan
sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang
sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja.itulah sebabnya peristiwa
7 oktober 1861 diartikan dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan
dan gereja. hasilpenginjilan ditanah batak adalah agama kristenatau
kekristenan yang di dalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan
[ setasi sending dan sekaligus huria/jemaat]. jemaat-jemaat tersebu
sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-sending yang
kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari lembaga sending barat [
RMG ].
Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan
dari lembaga sending Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861
sending Rhein telah membuka daerah penginjilannya di Namibia-Afrika
selatan, China, Kalimantan dan di Amerika utara. tetapi sejak 7 oktober
1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatera, di Bataklanden atau tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini diberinama Battamission yang dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission -Batak.
tanggal lair Batakmission ditentukan pada 7 Oktober 1861
bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG
du tanah Batak. hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus
sending Rhein RMG di Jerman dengan rasa sukacita. mereka memberitahukan
kabar gembira ini kepada jemaat-jemaat pendukung sending RMG di jerman
pada awal 1862 sebagai berikut : " die ersten Briefe unserer Brueder aus dem Battalande sind uns
gekommen,und wir koenen heute der Heimathgemeinde den Beginn der
Battamission melden. Den7 oktober 1861werden wir als den Geburtstag diesses gliedes in dem umkreis unserer arbeit bezeichnen duerfen. An diesem tage traten die dortigen brueder zur ersten Conferenz in Sipirok zusammen "
inilah pemaknaan yang pertama akan arti dari tanggal 7 Oktober 1861,
suatu pemaknaan dari kacamata lembaga pengutus RMG di jerman, Eropa. Batakmission dalam hal ini berarti himpunan dari seluruh para utusan RMG di tanah batak beserta assetnya mencakup seluruh pargodungan dan jemaat serta pelayan pribumi. lembaga sending dan lembaga kegerejaan terpadu dalam suatu lembaga yang bernama Batakmission
( bahasa jerman ) atau Mission- Batak ( Bahasa batak ).Lembaga Mission
-Batak ini sejak 1881 dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan
Ephorus yang dilayankan oleh penginjil Ingwer Ludwig Nommensen (
1881-1918)
Post a Comment