Monday, February 25, 2019

ATURAN PERATURAN HKBP 2002 VS AP LAMA

*Aturan Peraturan dibuat bermakna untuk menjaga kesinambungan agar berimbas menjadi kondusif masyarakat/warga/jemaat* ada kenyamanan dari A.P (Aturan Peraturan) yg terimplementasi, jg sebagai *Rambu Acuan*/ Barometer/Kompas sebagai basis yg mendasar utk _Kepentingan banyak orang_ yg akan terakomodir.

Jika *A.P* dibuat & diterbitkan  bermakna _Sarat memuat Kepentingan atas hasil Sirkulasi & Rotasi_ yg ditimbulkan berdampak menguntungkan bagi *Penggodok & Penerbit* yg menggelontorkan *AP* itu ...

*Maka rasanya harus di Revisi*, ditinjau Ulang dan dilakukan pembenahan segera.
Karena berpotensi _Memproduk Fungsi Pendeta jadi *Salah Arah* (komersil)_ bukan lagi Pelayanan yg *Nomor Wahid* tapi kehebatan fisik, kehebatan managemen dan *Keangkuhan*
Ini sangat *SALAH KAPRAH* ... 😢😢😟
=========================

*ATURAN PERATURAN HKBP 2002 VERSUS ATURAN LAMA*

Apa yang dikerjakan Pendeta di kota besar sehingga terkondisikan untuk menomorduakan pelayanan Firman Tuhan. Selaku pimpinan Jemaat sibuk mengurusi Manajemen gereja, mengurusi penugasan pendeta diperbantukan (fungsional) mengurusi administrasi gereja bersama sekretaris, mengurusi keuangan bersama bendahara dan penjaga harta, mengurusi pembangunan, melayani diakonia, menjenguk orang sakit, pelayanan doa dan konseling, penyajian musik dan paduan suara, melaksanakan kegiatan distrik, konven, mengajar pelajar sidi, memimpin sermon kategorial, sermon majelis, kebaktian wilayah, kebaktian minggu, menyusun warta Jemaat dan kegiatan rutin, dan rutinitas lainnya.
Masuk pada semua LINI tanpa penguasaan materi yg cukup. Pengembangan Firman Tuhan hanya Inklud dalam pelayanan _Rutin semata_/ _Seadanya, secukupnya_
*Melepaskan tanggung jawab moril sebagai Penggembala Huria yg tak berdampak tanpa ada rasa salah*.


Kondisi pelayanan seperti ini terjadi setelah pelaksanaan tata Aturan dan Peraturan HKBP yang baru (Th 2002) yg diupdate (terkesan menduniawi ketimbang Rohani) dimana Pendeta Ressort secara langsung menjadi Pimpinan Gereja (Jemaat). Tidak seperti pada Aturan dan Peraturan sebelumnya bahwa Manajemen gereja dilaksanakan oleh *Guru Jemaat* yang juga boleh dijabat oleh majelis tumpangan tangan lainnya (Parhalado/Majelis).

*Dalam Aturan Lama* ini pendeta memiliki lebih banyak waktu menggumuli *pelayanan Firman Tuhan secara berkualitas*.
Banyak pendeta termotivasi ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta keahlian pelayanan Firman melalui *Study Otodidak*, study di dalam dan di luar negeri. Sekarang, cukup dengan potensi apa adanya sudah cukup melayani resort (menjadi Pendeta Resort) di kota besar.

Walau pun pada umumnya pendeta _tidak diperlengkapi dan tidak dikhususkan mempelajari ilmu manajemen umum dan manajemen khusus gereja_, namun memiliki tugas dan fungsi manajemen yang dominan, sehingga kesulitan pun boleh terjadi dalam pelaksanaan prinsip-prinsip manajemen itu sendiri.

Kerancuan Manajemen seperti ini boleh berakibat pada Kualitas dan sasaran pelayanan yang *semakin menurun di HKBP* karena akan lebih mentolerer kesibukan dalam manajemen gereja dan berwujud  pada kemewahan sebagai hal yang terkondisikan menjadi motivasi yang kuat. Dahulu memiliki motivasi yang kuat untuk prestasi demi pelayanan Firman yang berkualitas, sekarang prestasi demi memiliki kemewahan duniawi. Hal seperti ini harus dihindari. Sekali lagi, kesan kemewahan pendeta di kota besar hanya karena terkondisikan oleh Jemaat bukan karena sebuah motivasi.

Arah kepada prediksi di atas sudah mulai terlihat. Sekarang terjadi hampir setiap minggu terjadi pertukaran mimbar antar resort. Pendeta yang berkhotbah di setiap gereja berganti-ganti, datang dari gereja tetangga dan dari resort tetangga. Pendeta resort sendiri hanya sekali duakali berkhotbah di gerejanya. Kesimpulan sementara bahwa pendeta resort setempat sudah kehabisan teknik dan isi khotbah untuk dikhotbahkan di gerejanya, diperlukan teknik dan isi khotbah lain untuk merubah selera Jemaat. Mudah-mudahan hal ini tidak berlanjut. Lebih baik pendeta setempat mengembangkan Jemaat nya sendiri dari pada mengembangkan Jemaat lain.
Inilah *Perbedaan mencolok* mengapa saat ini HKBP Kalah dari GKI dan bbrp Komuni gereja lain (dari survey yg ada).
(JMart).

(Foto, illustrasi)

No comments:

Post a Comment